TAQLID...
bermaksud seseorang itu mengikuti atau menuruti ape yg di katakan atau dilakukan org lain dgn kepercayan bahawa ia adalah benar, tanpa melihat atau mengkaji dalilnye...
dalam kehidupan, ramai yg bertaqlid pd ilmu yg datang kepada kite.
bile kite bertaqlid bute2, tu yg jadi kecelaruan dalam amalan. termasuk la menjadi pengikut ajaran sesat dan membuat khurafat.
contoh yg ustaz beri kan kpd kami org yg bertaqlid adalah spt kumpulan ayah pin,
mereka mengikuti ajaran ketuanye tanpa merujuk kpd dalil2 yg sahih ...
dalam erti kate mudah, taqlid ni same dengan Pak Turut,
klu dalam alquran,
dikate lebih suke mengikut perbuatan nenek moyang mereka dari mengikuti ape yg di perintahkan allah dan rasul.
seperti didalam surah al maidah
[104]
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah menurut kepada apa yang telah diturunkan oleh Allah (Al-Quran), dan kepada RasulNya (yang menyampaikannya)”, mereka menjawab: “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati datuk nenek kami mengerjakannya”. Adakah (mereka akan menurut juga) sekalipun datuk nenek mereka tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat hidayah petunjuk?
terlanjur kt goggle ni ade topik psl Taqlid.
aby paparkan utk kite renungkan bersame ...
semoga kite tk tergolong dalam kumpulan yg bertaqlid ni...
“Kiai-ku lbh pintar dari kamu!” “Imamku-lah yg paling benar!” ungkapan-ungkapan seperti ini sering kita dengar ketika ada nasehat disampaikan. Inilah antara lain gambaran taqlid dan fanatisme golongan penyakit yg telah lama menjangkiti umat.
Hancur kaum muslimin dan jatuh mereka ke dlm kehinaan tdk lain disebabkan kebodohan mereka terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam serta tdk memahami pengertian dan pelajaran yg terdapat pada keduanya.
Demikian pula yg menjatuhkan umat Islam ke dlm perbuatan bid’ah serta khurafat. Bahkan kebodohan terhadap agama ini merupakan faktor utama yg menumbuhsuburkan taqlid.
Berbagai kebid’ahan tumbuh dgn subur di atas ketaqlidan dan kebodohan yg ada di tengah-tengah kaum muslimin. Hal ini juga disebabkan ada para dajjal dari berbagai golongan yg menyandarkan diri kepada imam-imam madzhab yg telah dikenal. Padahal pengakuan mereka yg menyebutkan bahwa mereka adl pengikut para imam tersebut adl pengakuan dusta.
Kita dapati dlm kitab-kitab tentang tafsir fiqih tasawwuf ataupun syarh hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berbagai kebid’ahan bahkan khurafat yg ditulis oleh mereka yg menyatakan diri bermadzhab Fulani. Innaa lillah wa Innaa ilaihi raji’un.
Begitu hebat penyakit ini melanda kaum muslimin seakan-akan sudah menjadi wabah yg tdk ada obat di dunia ini. Dan akibat taqlid ini muncullah sikap-sikap fanatik terhadap apa yg ada pada diri atau kelompoknya. Sampai-sampai seorang yg bermadzhab dgn satu madzhab tertentu tdk mau menikahkan puteri dgn orang dari madzhab lain tdk mau pula shalat di belakang imam yg berbeda madzhab dan sebagainya. Bahkan yg ironis di antara penganut madzhab ada yg saling mengkafirkan.
Inilah sesungguh penyakit yg mula-mula menimpa makhluk ciptaan Allah. Iblis yg terkutuk makhluk pertama yg mendurhakai Allah tdk lain disebabkan oleh sikap fanatik di mana dia merasa unggul krn unsur yg menjadi asal dia diciptakan. Allah subhanahu wa ta’ala menerangkan hal ini:
“Aku lbh baik daripadanya. Engkau menciptakanku dari api sedangkan dia Kau ciptakan dari tanah.”
Definisi Taqlid
Taqlid secara bahasa diambil dari kata {} yg bermakna mengikatkan sesuatu di leher. Jadi orang yg taqlid kepada seorang tokoh ibarat diberi tali yg mengikat leher utk ditarik seakan-akan hewan ternak.
Sedangkan menurut istilah taqlid arti beramal dgn pendapat seseorang atau golongan tanpa didasari oleh dalil atau hujjah yg jelas.
Dari pengertian ini jelaslah bahwa taqlid bukanlah ilmu dan ini hanyalah kebiasaan orang yg awam dan jahil. Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah mencela sikap taqlid ini dlm beberapa tempat dlm Al Qur’an. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al Qur’an lalu mereka berpegang dgn kitab itu? Bahkan mereka berkata: ‘Sesungguh kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguh kami orang2 yg mendapat petunjuk dgn jejak mereka.’ Dan demikianlah kami tdk mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dlm suatu negeri melainkan orang2 yg hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguh kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguh kami adl pengikut jejak-jejak mereka.’ berkata: ‘Apakah sekalipun aku membawa untukmu yg lbh memberi petunjuk daripada apa yg kamu dapati bapak-bapak kalian menganutnya?’ Mereka menjawab: ‘Sesungguh kami mengingkari agama yg kamu diutus utk menyampaikannya.’ mk Kami binasakan mereka mk perhatikanlah bagaimana kesudahan orang2 yg mendustakan itu.”
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah sebagaimana dinukil oleh Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah mengatakan: “Ayat-ayat ini adl dalil terbesar tentang batil dan jelek taqlid. Karena sesungguh orang2 yg taqlid ini mengamalkan ajaran agama mereka hanyalah dgn pendapat para pendahulu mereka yg diwarisi secara turun temurun. Dan apabila datang seorang juru dakwah yg mengajak mereka keluar dari kesesatan kembali kepada al-haq atau menjauhkan mereka dari kebid’ahan yg mereka yakini dan warisi dari para pendahulu mereka itu tanpa didasari dalil yg jelas –hanya berdasarkan kata dan katanya- mereka mengatakan kalimat yg sama dgn orang2 yg biasa bermewah-mewah: ‘Sesungguh kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguh kami adl pengikut jejak-jejak mereka.’ Atau ungkapan lain yg semakna dgn ini.”
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan ahli-ahli ibadah mereka sebagai Rabb selain Allah.”
Maksud mereka menjadikan para ulama dan ahli ibadah di kalangan mereka sebagai Rabb selain Allah. Arti ketika para ulama dan ahli ibadah itu menghalalkan utk mereka apa yg diharamkan oleh Allah mereka mengikuti penghalalan tersebut. Dan ketika mereka mengharamkan sesuatu yg dihalalkan oleh Allah mereka juga mengikuti pengharaman tersebut. Bahkan ketika para ulama dan ahli ibadah tersebut menetapkan suatu syariat yg baru dlm agama mereka yg bertentangan dgn ajaran para Rasul itu mereka juga mengikutinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Patung-patung apakah ini yg kamu tekun beribadat kepadanya? Mereka menjawab: ‘Kami dapati bapak-bapak kami menyembahnya’.”
Dan perhatikanlah bagaimana jawaban yg mereka berikan. Walhasil taqlid ini menghalangi mereka utk menerima kebenaran sebagaimana disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala:
“Sesungguh kami mengingkari agama yg kamu diutus utk menyampaikannya.”
Dan para ulama menjadikan ayat-ayat ini dan yg semakna dengan sebagai hujjah tentang batil taqlid. Tidaklah menjadi halangan bagi mereka utk berhujjah dgn ayat ini meskipun ayat ini berbicara tentang orang2 kafir krn kesamaan yg terjadi bukan pada kekufuran satu golongan atau keimanan yg lain akan tetapi kesamaan adl bahwa taqlid itu terjadi krn kedua sama-sama mengikuti suatu keyakinan atau pendapat tanpa hujjah atau dalil yg jelas.
Demi Allah Yang Maha Agung sesungguh kaum muslimin itu ketika benar-benar sebagai kaum muslimin yg sempurna dan benar keislaman mereka keadaan mereka senantiasa mendapat pertolongan dan menjadi pahlawan-pahlawan yg membebaskan berbagai negara dan menundukkan di bawah kedaulatan muslimin. Akan tetapi ketika mereka mengubah-ubah perintah-perintah Allah mk Allah-pun memberi balasan kepada mereka dgn mengganti ni’mat-Nya kepada mereka dan menghentikan kekhalifahan yg ada di tangan mereka. Dan inilah kenyataan yg kita saksikan dan kita rasakan.
Al-‘Allamah Al-Ma’shumi mengatakan bahwa termasuk yg berubah adl ada prinsip dan kewajiban harus seorang muslim bermadzhab dgn satu madzhab tertentu dan bersikap fanatik meskipun dgn alasan yg batil. Padahal madzhab-madzhab ini baru muncul sesudah berakhir masa tiga generasi terbaik umat ini. Dan akhir dgn bid’ah ini tercapailah tujuan Iblis memecah-belah kaum muslimin. Kita berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari hal itu.
Beliau juga menyatakan bahwa pendapat yg menyatakan harus seseorang bermadzhab dgn satu madzhab tertentu sesungguh dibangun di atas satu kepentingan politik tertentu dan ambisi-ambisi atau tujuan pribadi. Dan sesungguh madzhab yg haq dan wajib diyakini dan diikuti adl madzhab junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yg merupakan Imam yg Agung yg wajib diikuti kemudian para Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan apa-apa yg datang dari Rasul kepada kamu mk ambillah dia dan apa yg kamu dilarang mengerjakan mk jauhilah!”
Dan adapun yg dimaksud dgn Sunnah Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin yg harus diikuti tdk lain adl jalan hidup mereka yg sesuai dgn Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Sumber: www.asysyariah.com
Salam aby.
ReplyDeleteApabila hendak 'ittiba' atau mengikuti sikap dan tindakan orang lain kita kena tahu dasar hukumnya kerana jika tersalah hukum perbuatan yang kita sangka baikpun adalah tercela.
Begitulah Allah mengingatkan kita. Dan benarlah nasihat Imam Hasan al-Banna bahawa kita kena mempelajari bahasa Al-Quran seboleh-bolehnya supaya kita faham apa yang diperbincangkan di dalam al-Quran. Alhamdulillah sekarang ini banyak maklumat insyaAllah kita dapat pelajari berdikit-dikit tentang bahasa al-Quran ini daripada penulisan rakan-rakan kita dan penulis blog yang lainnya serta dalam media cetak dan sebagainya.
Benarlah dajjal telah banyak memesongkan umat akhir zaman, apa yang baik dikatakan tidak baik dan sebaliknya. Dan kerana itulah Allah dan RasulNya mengingatkan kita.
salam tuan aby..syabas..entri yg sgt baik..taqlik mmg byk berlaku dlm msykt kita..pada pandangan sy, takliq berlalu selain kerana kekurangan ilmu kadang-kadang kita melantik org yang tidak layak untuk mengetuai sesuatu urusan..akibatnya, dia pun hanya mengikut shj dan kita yg jadi pengikutnya membabi buta mengikutnya shj...
ReplyDeletesalam k werdah,
ReplyDeletemajlis kenduri kahwin ni termasuk dalam taqlid tk,
abe tengok majlis kenduri sekarang dh banyak dalam ketogori riak, malah kadang2 dah menyerupai majlis kenduri kristian ... mane dalil yg di pakai tk pasti, tp yg pasti ngikut2 org lain buat ...
psl berbahasa arab ni, aby masih zero lg la ..
klu ade faham sikit pun, ayat2 terjemahan alquran.
salam sahrom,
ReplyDeletememang betul kadang2 kite melantik org yg tk layak utk mengetuai sesuatu urusan,
mungkin kite terpengaruh dgn ketrampilan nye baik dari segi pemikiran atau tingkah laku ..
menyebabkan kite salah membuat keputusan
Salam aby,
ReplyDeleteTazkirah yang baik. Kekadang benda tu ada depan mata kita. Apatah lagi kalau ianya berada di rumah Allah. Sifat ikut-ikut banyak berlaku terutama ketika menunaikan Haji (sekarang nie musim Haji). Bermacam-macam cara ketika perform/ menunaikan ibadah mereka dgn fahaman masing-masing. Apa yang pasti tujuan memang utk beribadah.
Jadi yang penting diri diperkemaskan dan siap siaga sebelum manjalankan ibadah. Bimbang kerana ikut-ikut tanpa mengetahui secara dalam ibadah yang dilakukan tiada erti / rosak dan ianya akan menanggung selamanya.
Salam Wak,
ReplyDeleteKena berhati-hati bila kita menuntut ilmu agama taku tersesat jalan.
salam k zakie,
ReplyDeleteust haron din pernah berckp kt kuliah nye,
tidak sah satu ibadat klu kite main ikut2 wlu pun ianye betul secare kebetulan.
setiap ibadat adalah kene betul berasaakan ilmu nye ...
takut juge tu klu kite takat main ikut2 jer
salam k hanim,
ReplyDeletebetul juge tu k hanim,
ade yg mengaku nabi melayu.
dah tu ade pengikut plak.
pd wak,
ilmu yg betul adalah yg di ajar secare berterangan yg boleh di ikuti ramai,
tp yg utk ahli2nye ni, ade keraguan sikit,
sbb nabi tk sorok ilmunye, malah disebar utk dimanfaatkan oleh semua manusia...
Salam sekali lagi aby.
ReplyDeleteYa benar, dalam majlis perkahwinan banyak yang mengikut adat yang tak sepatutnya.
Malah kata ustaz, yang senang disusahkan termasuklah tentang aqad nikahpun jadi menyusahkan.
Tentang bahasa al-Quran, kakpun banyak yang tak tahu, yang tahu sedikit-sedikit tu bila dengar rancangan tafsir atau dengan ceramah ustaz kariman ni.
Dulu belajar bahasa Arab dari darjah 1 hingga darjah 6 tak dapat apa-apapun, balik-balik fiil madhi, mudhari' hafal je, perkataan. Nak buat ayatpun tak tahu.
salam kembali k werdah,
ReplyDeletemalam td aby ikut merenjis kt majlis berinai anak saudara, mase tu dalam hati, majlis ikut adat jer..
tp bagus juge bab akad nikah ni susah sikit,
klu senang n boleh curik2 susah nanti kt hospital bile anak lahir tk dapat kluarkan sijil nikah.
psl bahase arab tu, dalam satu kuliah Nahu dan Sorof, ustaz tu memang menerangkan kt kami yg asas ugama dan pengajian ilmu adalah bahasa arab, nak tau lebih dalam psl ugama kene memahami bahasa arab.
nampak nye kite kene belajar bahasa Arab dari Kak Ani Kunang Kunang la ...